
RIP Horror Indonesia - KKN di Desa Penari
Ok well setelah sebelumnya saya mereview film Horror terbaru Indonesia yang berjudul Pengabdi Setan 2, kali ini saya masih akan membahas film Horror yang kemarin sempat dinyatakan sukses dalam masa perilisannya yang dimana cerita film ini sendiri sempat viral juga yang konon katanya diangkat dari sebuah kejadian nyata yang cukup tragis dengan judul KKN di Desan Penari berdasar dari sebuah thread twitter oleh Simpleman yang diambil dari 2 narasumber bernama Widya dan Nur (Nama samaran) yang merupakan saksi sekaligus orang yang terlibat dalam kejadian aslinya.
Kebetulan saya sendiri sudah lama membaca naskah cerita dilm ini yang cukup membawa saya masuk ke suasana desa yang menurut cerita sangat terpencil di daerah yang tidak disebutkan namanya.
Dan memang cukup telat untuk mereview ataupun sekedar mengomentari film ini yang sudah tayang sejak April 2022. Tapi tidak apa, karena saya merasa perlu membahas hal ini.
Alasan saya tidak menonton film ini juga karena digarap oleh MD pictures yang menurut saya bukan PH yang cocok untuk membuat proyek film apalagi horror meskipun rupanya film-film yang dibuatnya cukup sukses di pasaran Indonesia. Ya ini soal selera ya.
KKN Di Desa Penari
Cerita ini berlatar di tahun 2000 an yang mengkisahkan beberapa mahasiswa yang tengah menjalani KKN di suatu desa yang jauh dari peradaban hingga kemudian menemukan beberapa keanehan terkait desa yang mereka tempati dan para penghuninya. Dalam hal ini bukan hanya penghuni nyatanya saja melainkan penghuni tidak kasat mata juga.
Pemeran utama dalam cerita ini baik di cerita aslinya maupun di filmnya sama yakni berjumlah 6 orang meskipun sebenarnya peserta KKN ini sendiri ada kurang lebih 16 orang yang dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mejalani Proker (Program kerja), hanya saja memang konflik yang terjadi dan cukup central hanya melibatkan 6 orang diantaranya dan satu sosok penari desa yang merupakan makhluk halus atau dalam film disebut sebagai golongan Jin bernama Badarawuhi.
OK, kita akan membahas ceritanya terlalu jauh karena anda mungkin sudah menontonnya, dan yang akan saya bahas disini adalah soal keseluruhan pengemasan Film yang dianggap sukses ini.
Alur Cerita
Mengenai alur cerita yang diangkat di film ini cukup membuat saya heran lantaran tidak ada perubahan dari cerita yang sudah saya baca di thread twitternya Simpleman, selain dari sedikit penggeseran peran pak Prabu dan Ending dari detail cerita, yang bisa dikatakan dengan kata lain si sutradara film KKN Desa Penari ini kurang kreatif terlepas dari aturan atau kontrak si pemilik naskah asli dan kerjasama yang mereka jalin.
Dalam hal ini sudah membuat saya sedikit merasa dirugikan, lantaran hanya menyaksikan cerita yang sudah saya tahu hanya saja diberi visual yang tentu saja menurut saya tidak pas dengan imajinasi saya saat membaca cerita horror KKN di Desa Penari.
Karakter
Pemilihan karakternya terlalu muka sinetron dan kurang berkarakter untuk memainkan film yang bergenre horror dengan kisah tragis yang bahkan konon diangkat dari kisah nyata.
Penataan make up juga tidak tampak natural untuk kelompok mahasiswa apalagi yang bersetting di tahun 2000 - 2010 an. Terlalu kekinian.
Hanya ada beberapa karakter pendukung selain dari 6 tokoh sentral yang terlibat dalam cerita ini, seperti misalnya Pak Prabu, Mbah Uyut dan sosok pemilik rumah yang ditempati oleh pemain wanita yang dalam kasus ini saya lupa siapa nama karakternya yang diperankan oleh Aty Cancer yang sebelumnya jadi Mak Ijah. Selain itu tidak ada peran pendukung lain yang cukup penting.
Dan saya cukup kaget pada awalnya bahwasanya pemeran utama dalam film ini adalah Nur yang mana saya terlebih dulu membaca cerita dari sudut pandang Widya yang merupakan sosok sentral dalam ceritanya. Tapi karena memang ketika cerita dari 2 sudut pandang ini digabung, peran Nur lebih kompleks karena memang ia pula yang kali pertama datang ke lokasi KKN tersebut untuk survey lokasi. Sementara Widya merupakan sosok yang kemudian diincar oleh penghuni gaib dari desa tersebut lantaran memiliki apa yang disukai oleh bangsa mereka yang kemudian disebut sebagai "Getih Anget".
Sosok penari yang menjadi tokoh utama dari bangsa gaib bernama Badharawuhi yang dalam film ini diperankan oleh Aulia Sarah menurut saya kurang cocok. Terlalu sinetron dan kurang menampilkan sosok yang anggun namun sangat jahat.
Setting Lokasi
Dalam naskah cerita disebutkan alur lokasi lantaran sedikit membahas perjalanan menuju desa tersebut yang kemudian membuat banyak orang akhirnya berspekulasi terkait dengan desa yang dirahasiakan itu.
Dan dalam film saya agak kurang sreg sama setting lokasi yang dibuat, kenapa ?
Karena yang saya saksikan dalam film tidak tampak seperti sebuah desa, melainkan hanya beberapa rumah yang mungkin hanya 3-5 unit yang terletak jauh di dalam hutan.
Ini seperti sangat tidak masuk akal.
Daerah saya tinggal itu dulunya juga desa terpencil dan saat ini masih memiliki dusun terpencil yang berada diantara rawa yang mana sudah ada banyak orang disana dan ada kehidupan.
Namun dalam film ini hanya terdiri dari beberapa rumah yang terbuat dari bambu, tidak ada listrik, perkebunan luas dan satu-satunya akses keluar masuk desa hanya menggunakan sepeda motor.
Yang sementara syarat sebuah desa adalah
- Memiliki setidaknya 1200 Kepala Keluarga atau minimal dihuni oleh setidaknya 6000 jiwa,
- Memiliki akses keluar masuk transportasi,
- Memiliki sumber daya alam dan manusia serta pendukung ekonomi,
- Memiliki sarana dan prasarana pelayanan publik
- Mempunyai dana operasional dan penghasilan tetap dan tujuan lainnya bagi perangkat desa sesuai dengan Undang-Undang.
Dalam kasus film KKN di Desa Penari, lokasi yang terdiri dari 3 hingga rumah ini memiliki Kepala Desa/Lurah (Pak Prabu) yang mana padahal tidak ada kantor desa/kelurahan selain dari balai tari atau disebut sanggar yang dalam film atau cerita ini disebut "Tapak Tilas".
OK, mungkin hal ini untuk mempersempit alur cerita biar lebih fokus dan terarah, hanya saja hal ini justru bertentangan dengan logika. Yang mana hal itu tidak saya temukan di cerita aslinya.
Dengan kata lain, visual yang ditampilkan dalam film KKN di Desa Penari sangat gagal menggambarkan kejadian menurut saya.
Lighting
Lighting yang disajikan dalam film yang bergenre Horror ini kurang gelap. Apalagi untuk setup desa ditengah hutan yang sangat jauh dari peradaban dan tidak adanya aliran listrik. Namun yang saya lihat masih sangat terang, baik malam apalagi siang.
Nuansa kelam dan horror KKN yang seharusnya saya rasakan tidak saya temukan dalam film ini.
Emosi
Dalam sebuah film, baik diangkat dari kisah nyata, fantasi atau sebuah buku best-seller, harus mampu menggambarkan setiap kejadian dengan gestur dan ekspresi penuh emosional untuk menyampaikan pesan ke pemirsa. Dan di film ini, justru membuat saya melongo.
Ekspresi Nur
Bagaimana bisa si Nur menangis meihat Widya terlilit ular ? Itu emosi macam apa ? Logika macam apa yang digunakan dalam adegan ini ?
Komedi Wahyu
Karakter Wahyu merupakan karakter yang paling sompral dan slengekan dalam cerita ini, bahkan kerap berkomedi, yang kemudian sama sekali tidak lucu. Sama sekali.
Adegan Mandi
Adegan mandi yang dipertunjukan karakter Widya juga tidak kalah aneh. Tatkala Widya dan Nur memutuskan mandi di bilik pemandian warga, disana ada adegan mandi yang dilakukan oleh Widya dengan anehnya mandi dengan gayung.
Dalam adegan ini Widya terus-terusan mengguyur seluruh badannya dengan gayung. Logikanya mana ada orang mandi seperti itu ?
Hingga adegan ini kemudian diakhiri dengan penampakan sosok penari cantik yang bernama Badharawuhi di dalam kamar mandi.
Moment Kengerian
Suatu sore Wahyu dan Widya harus pergi ke kota untuk membeli perlengkapan kebutuhan prokernya. Dan sayangnya mereka harus menghabiskan waktu lama disana hingga tanpa sadar hari sudah kian sore.
Saat mau pulang, mereka membeli jajanan pinggir jalan dan ada sedikit dialog dengan penjualnya yang kemudian diwanti-wanti untuk tidak nekat menerobos hutan kembali masuk ke desa dan lebih baik mencari penginapan saja di kota tersebut. Karena konon warga asli pun enggan untuk menerobos hutan saat sudah gelap.
Tapi karena terpaksa akhirnya mereka pun nekat dengan hati-hati menaiki sepeda motor tua milik kepala desa, dengan masih dibumbui becandaan si Wahyu yang saat itu kembali tidak lucu dan bahkan tidak lucu. Bertepatan dengan itu motor mereka mogok dan rupanya dicegat seorang kakek-kakek yang mereka berdua lihat bersama.
Yakin bahwa itu manusia akhirnya mereka diajak mampi ke hajatan disebuah desa yang selama ini tidak mereka ketahui keberadaannya sembari menunggu sepeda motornya dibetulkan oleh penduduk kampung misterius itu.
Wahyu yang tampak santai dan meyakini bahwa mereka merupakan manusia dan bukan setan dengan senang hati mampir ke hajatan sementara Widya sudah mulai tampak gelisah.
Nah di adegan ini kemudian muncul banyak orang yang merupakan warga kampung yang tengah menikmati pertunjukan tarian seorang penari cantik yang rupanya sudah pernah Widya lihat.
Di akhir sesi, tatkala Wahyu dan Widya berbegas meninggalkan lokasi dan kembali ke tempat tinggal mereka di desa, semua orang yang tengah asik menari mendadak berhenti berikut iringan musiknya juga.
Seharusnya, moment ini adalah moment yang sangat mengerikan dimana semua orang berdiri mematung dan kemudian menoleh perlahan ke arah Wahyu dan Widya yang pergi naik motor, tapi ....
Saya harus memutar video ini hingga tiga kali untuk menikmati kengeriannya yang rupanya sebelumnya teralihkan dengan lampu motor Wahyu. Dan gagal mengerikan. Sayang sekali.
Kesurupan
Nur yang rupanya membawa sosok pelindung gaib yang berjuluk "Mbah Dok" (Mbah putri) ini mengalami setidaknya dua kali kesurupan yang yang dipergoki Widya. Pertama adalah moment ketika Widya memergoki Nur menari di halaman depan rumah yang mereka tempati dan yang kedua adalah ketika Nur selesai sholat masih lengkap dengan mukenanya di area dapur.
Pada adegan ini tampak Nur sedang dirasuki oleh sosok pelindungnya sendiri yang berjuluk Mbah dok dan menyampaikan pesan untuk Widya yang menjadi incaran para demit penghui desa.
Adegan ini seharusnya ngeri, hanya saja pengambilan gambar yang terlalu lama, dialog yang cukup panjang dan make up yang kurang OK membuat adegan ini menjemukan dan sama sekali tidak mengerikan.
Twisted
Dalam cerita dan film ini setidaknya ada dua kali sosok Nur menjadi 2 yang ditemui Widya, saat menari kesurupan yang justru kemudian menjadi Widya yang kesurupan di mata teman-temannya, kejadian mengerikan dan ngetwist lainnya adalah saat Nur seolah menjadi dua.
Moment seperti ini adalah moment paling horor dalam cerita horor baik di film maupun dalam cerita podcast dimana biasa disebut memba-memba.
Pada kejadian Nur jadi dua, ini dilakukan dengan seolah un-cut yang ceritanya membuat sosok Nur ini tampak benar-benar menjadi dua dengan maksud ingin menampilkan kengerian tersebut secara nyata. Namun gagal karena durasi yang terlalu lama dan gerakan perlahan.
Membuat moment ini gagal mengerikan.
Bercumbu
Di film ini masih dilengkapi adegan bercumbu disaat film Horror paling heboh Pengabdi Setan tidak menggunakan adegan ini. Sesuai cerita aslinya, memang ada adegan dimana Ayu kemudian bersetubuh dengan Bima di bilik kecil dibelakang Tapak Tilas.
Dilihat dari Trailernya, adegan ini dimuat dua kali yang bisa disimpulkan bahwa film ini menawarkan adegan bercumbu ini bernilai jual tinggi. Yang dimana adegan ini berdurasi cukup singkat dan sama sekali tidak begitu penting. Yang akhirnya dilanjutkan dengan kepergok oleh Nur yang merupakan sahabat Bima sedari kecil.
Drama
Kepergoknya Ayu dan Bima membuat adanya drama baru dalam kegiatan KKN ini, yakni kecewa dan marahnya Nur ke Bima dan Ayu lantaran dianggap mengotori kampung orang dengan melakukan zina.
Hal itu kemudian membuat Nur meminta peserta KKN lain untuk mengakhiri KKN yang belum selesai ini. Dan semua orang pun keberatan termasuk salah satunya Bima yang tidak enak ke rekannya harus menjadi korban atas perbuatan khilafnya.
Saya menilai ekspresi yang ditampilkan di adegan ini begitu memaksa, tidak ada ekspresi kebingungan, kecewa atau marah, melainkan semuanya ngos-ngosan dan sedih. Cukup aneh mengingat Wahyu tidak benar-benar mengetahui apa yang sebenarnya terjadi sehingga Nur meminta KKN ini disudahi.
Make Up Hantu
Ini mungkin seharusnya dimasukkan ke point awal dimana Make up yang digunakan di film ini tidak rasional dan tidak natural. Namun karena hantunya muncul belakangan yakni disaat Widya berusaha mengejar Bima yang terhipnotis masuk ke Tapak Tilas, jadi saya bahas soal make up hantu ini disini.
Badharawuhi
Ini terlihat seperti manusia biasa yang sedang atraksi ular. Tidak ada serem-seremnya, geli iya.
Yang kemudian berganti wajah menjadi siluman ular yang masih sama sekali tidak seram.
Hantu Warga
Disaat Widya membalikan badan dari mengintip Bima yang sedang bercumbu dengan Badharawuhi yang bermuka ular, ia dihadapkan dengan banyaknya warga yang tiba-tiba sudah ada duduk dibelakangnya seolah menunggu pertunjukan yang akan segera dimulai. Apakah anda melihat ada yang seram dalam gambar potongan adegan tersebut ?
Kemudian wajah semua warga mendadak berubah tatkala pentas tari sudah dimulai
Nah, sampai sini sudah serem ?
Bagaimana dengan ini ?
Atau ini ?
Atau yang rombongan dan mengerubuti seperti ini...
Huwakakakakakakak ampuuuun
Ada seramnya kah ?
Oh satu lagi ... hantu Mbah dok
Duh duh duuuh ....
Ending
Dalam cerita Simpleman, Widya yang terjebak di alam gaib Tapak tilas kemudian diselamatkan oleh Mbah Uyut yang berubah menjadi Anjing hitam yang kemudian menuntun Widya untuk bisa kembali pulang ke desa. Yang saat itu sudah ramai akibat Ayu dan Bima sudah tergeletak kaku seperti tak bernyawa.
Kemudian semua orang mengsedih ... bukannya panik, tapi sedih berjamaah.
Dan kemudian diakhiri dengan semua peserta KKN berpamitan pulang naik ojek ke pak Prabu.
Cerita pun diakhiri dengan narasi pak Prabu mengenai latar belakang desa dan misterinya, dan dilanjut dengan wawancara Widya dan Nur yang merupakan narasumber dalam cerita yang viral ini.
Namun rupanaya belum berakhir sampai disitu.
Di akhir scene, rupanaya Hantu Mbah Dok masih menempel dan mengikuti kemanapun Nur pergi dengan bubuhan CGI yang ya ampun.
Dan film pun berakhir dengan sendirinya.
Oke, semuanya telah berakhir disini dan kita akan bahas ke kesimpulannya.
Kesimpulan
Saat saya membaca cerita KKN di Desa Penari pada thread twitter yang saat itu juga banyak dibahas di Youtube, saya begitu larut ke dalam suasana desa yang kelam dan penuh kejutan. Dilengkapi dengan penggunaan bahasa jawa timur membuat nuansa cerita menjadi lebih berkarakter dan membuat saya berpikir bahwa cerita ini layak sekali diangkat ke layar lebar.
Hinga kemudian Film KKN di Desa Penari dirumorkan penayangannya di tahun 2019, yang akan dipegang oleh MD Entertainment. Namun karena ada berbagai masalah dan mungkin covid juga akhirnya penayangannya molor hingga 2022.
Sejak mengetahui bahwa MD yang garap film ini, saya tidak lagi berpikir bahwa film ini akan bagus. dan benar saja, sejak hebohnya berita penayangan di tahun 2022, saya sama sekali tidak tertarik dan bahkan tidak melirik trailernya. Hingga kemudian kemaren adik saya menyarankan untuk melihat filmnya secara menyeluruh.
Dan dugaan saya benar.
Gagal Horor
Film bergenre Horror KKN di Desa Penari yang seharusnya berwajah kelam dan penuh kejutan sama sekali tidak saya temukan dalam film. Dari nauansa, lighting, make up sama sekali tidak mencerminkan kelamnya pedesaan yang jauh berada di dalam hutan.
Tidak Kreatif
Dialog dan adegan yang sama persis dengan cerita di twitter membuat film ini sama sekali tidak menarik. Sama sekali tidak kreatif, hanya mevisualisasikan naskah yang sudah ada, seperti layaknya rekonstruksi kejadian di berita kriminal. Tidak menarik.
Tidak ada point nya
Pesan yang disampaikan dalam cerita ini adalah merupakan sebuah pembelajaran untuk kita menghormati suatu tempat dengan dasar dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung. Yang mana dalam film ini tidak ditemukan karena berfokus pada runtut kejadian konflik dengan Badharawuhi yang sama sekali tidak memiliki makna. Dan Badharawuhi dalam film ini hanya dinyatakan sebagai golongan Jin yang mana biasanya film horror seringkali menampilkan penyebab mengapa si hantu jadi sosok hantu hahaha.
Tidak Logis
Ya meskipun hantu itu bukan makhluk logis, tapi peran hantu dalam cerita dan film ini tidak jadi point utama, yang mana hal-hal lain seharusnya dibuat lebih logis. namun nyatanya tidak.
Desa
Hal yang tidak logis disini mulai dari lokasi terpencil yang disebut desa hingga memiliki kepala desa padahal ukurannya hanya seukuran RT bahkan lebih kecil.
Lokasi Desa
Lokasi desa mungkin melewati hutan yang bukan berarti berada ditengah hutan tanpa akses keluar masuk. Bagaimana warga disana bertahan hidup dan memenuhi kebutuhan harian jika tidak ada warung ? Bahkan tidak ada warga.
Jumlah Peserta
Dalam naskah aslinya pun disebutkan bahwa aslinya peserta lebih dari 10 orang, hanya saja 6 orang diantara yang punya keterkaitan dengan cerita atau disebut sebagai pemain inti dan pendukung.
Dan di filmnya sendiri hanya dikisahkan sedari awal memang berjumlah 6 orang yang menjadi tidak masuk akal.
Salah pilih PH dan Aktor
Pemilihan aktor atau pemain sebuah film sangat penting dimana mereka ini bisa menghidupkan atau membunuh suatu cerita. Dan tentu saja memberikan kepercayaan pada PH yang akan menggarap film juga tidak bisa sembarangan. Dan dalam kasus KKN di Desa Penari ini, cerita yang seharusnya bagus menjadi buruk lantaran dipegang oleh tangan yang salah.
Sama seperti kasusnya Keluarga Tak Kasat Mata yang tidak bisa dinikmati sedikitpun kehororannya sepanjang film.
Kesimpulannya KKN di Desa Penari bukan film horror yang bagus bahkan tidak ada horor-horor nya sama sekali. Tidak ada kesan dan pesan yang sampai ke pemirsa atau bahkan gagal membangun emosi.
Lalu bagaimana film seperti itu bisa sukses dengan pendapatan box office menembus angka 387 miliar dan menyabet gelar film Indonesia terlaris sepanjang masa ?
Film KKN di Desa Penari hanya menggunakan viralnya cerita horror KKN di Desa Penari sebagai market. Terlepas bagus atau tidaknya filmnya, mereka sudah tau bahwa film ini bakal laris manis lantaran sudah tau banyak yang nunggu. Dan terbukti, orang-orang yang penasaran karena sudah baca ceritanya atau cuma sekadar dengar berita viralnya kemudian mencoba menonton.
Lalu bagaimana pengalaman yang didapat oleh penonton ?
Pada halaman IMDb film horror KKN di Desa Penari mendapat rating 6.1/10 , bahkan para kritikus banyak yang kecewa dan memberikan rating 2/10 dan 3/10. Ya memang sebusuk itu.
Jadi kesimpulanya, apa yang saya duga sedari awal bahwa film ini tidak akan bagus adalah benar adanya dan terbukti.
Sebelumnya kebetulan saya sempat nonton film Asih yang merupakan spin-off dari Danur yang masih juga digarap oleh MD Entertainment dengan kualitas yang sangat buruk dari segi apapun.
Jadi kalau anda punya cerita bagus, apapun itu tolonglah jangan serahkan ke PH yang tidak kompeten. Akhirnya menipu orang kan ?
Modal iklan dan trailer doang kemudian mengecewakan seluruh pemirsa dan merup miliaran rupiah. Jahat itu namanya.
Eh belum kelar sampai disitu, bahkan tipuan selanjutnya masih ada yakni disaat salah satu pemeran KKN di Desa Penari mengaku didatangi oleh sosok asli Badharawuhi. Hmmm gila sih, gila aja yang percaya wkwkwk.
Post a Comment
Ada pertanyaan? Diskusikan dengan penulis atau pembaca lain
Tulis Pertanyaan